kategori: News
Posted on 26 February 2025
Mobil dengan transmisi otomatis semakin populer di kalangan pengendara karena kemudahan dalam penggunaannya. Mitsubishi Motors menawarkan dua jenis transmisi otomatis, yaitu transmisi otomatis konvensional (AT) dan CVT (Continuously Variable Transmission). Meskipun keduanya termasuk dalam kategori transmisi otomatis ber-torque converter, ada perbedaan mendasar dalam cara kerja dan karakteristiknya. Memahami perbedaan ini akan membantu pengguna dalam mengoptimalkan kinerja kendaraan serta meningkatkan efisiensi berkendara.
PERBEDAAN TRANSMISI OTOMATIS KONVENSIONAL DAN CVT
1. Transmisi Otomatis Konvensional (AT) Transmisi otomatis konvensional menggunakan planetary gear sebagai komponen utama dalam menentukan rasio gigi. Sistem ini bekerja dengan bantuan kopling dan solenoid valve yang mengatur perpindahan percepatan berdasarkan perintah dari ECU (Electronic Control Unit). Salah satu keunggulan utama dari transmisi AT adalah kemampuannya dalam menangani beban berat, sehingga lebih andal digunakan pada mobil yang sering membawa muatan atau melibas medan berat.
Namun, sistem ini memiliki lebih banyak komponen mekanis yang menyebabkan gesekan lebih besar dan efisiensi bahan bakar yang relatif lebih rendah dibandingkan dengan CVT. Selain itu, perpindahan gigi pada transmisi ini dapat terasa lebih kasar dibandingkan dengan CVT yang lebih halus.
2. Transmisi CVT (Continuously Variable Transmission) Berbeda dengan transmisi otomatis konvensional, sistem CVT tidak menggunakan planetary gear. Sebagai gantinya, sistem ini mengandalkan dua puli variabel dan sabuk baja untuk menentukan rasio putaran mesin ke roda. Besar kecilnya puli dikendalikan oleh oli CVT berdasarkan instruksi dari ECU, sehingga menghasilkan perpindahan gigi yang lebih mulus dan efisien.
Karena tidak memiliki deretan gigi seperti AT, CVT lebih ringan dan minim friksi, yang berkontribusi pada efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Namun, transmisi ini lebih cocok digunakan dalam kondisi berkendara yang stabil dan kurang ideal untuk akselerasi mendadak atau beban berat secara terus-menerus.
CARA MENGGUNAKAN TRANSMISI OTOMATIS DENGAN BENAR
1. Akselerasi yang Tepat Untuk menjaga keawetan transmisi, penting untuk memahami cara melakukan akselerasi dengan benar. Pada transmisi CVT, akselerasi mendadak sebaiknya dihindari karena dapat meningkatkan keausan pada komponen transmisi. Dalam kondisi normal, usahakan putaran mesin tidak melebihi 2.500 RPM untuk menjaga efisiensi bahan bakar dan mengurangi beban kerja pada sistem transmisi.
Jika membutuhkan akselerasi tambahan saat mendahului kendaraan lain, gunakan tombol Ds (Downshift & Sporty) yang terdapat pada tuas transmisi. Mode ini memungkinkan sistem CVT untuk meningkatkan putaran mesin secara instan sehingga mobil dapat melaju lebih cepat tanpa menyebabkan tekanan berlebih pada transmisi.
2. Teknik Berkendara di Jalan Menanjak dan Menurun Saat berkendara di jalan menanjak atau menurun, penggunaan mode transmisi yang tepat dapat membantu meningkatkan performa kendaraan dan mengurangi risiko kerusakan transmisi.
Pada transmisi AT konvensional:
Gunakan posisi tuas transmisi di “2” atau “L” saat menanjak agar mesin dapat menghasilkan tenaga yang lebih besar.
Pada jalan menurun, mode “2” atau “L” juga dapat digunakan untuk memanfaatkan efek engine brake, sehingga mengurangi ketergantungan pada sistem pengereman dan menghindari overheating pada rem.
Pada transmisi CVT:
Jika tanjakan tidak terlalu curam, cukup gunakan posisi “D” karena rasio puli yang fleksibel masih dapat menangani medan tersebut.
Jika menghadapi tanjakan curam yang menyebabkan putaran mesin naik di atas 2.500 RPM, pindahkan tuas ke posisi “L” agar tenaga lebih optimal.
Saat melewati jalan turunan, mode “L” juga dapat digunakan untuk meningkatkan efek engine brake, membantu menjaga kecepatan kendaraan tetap stabil.
3. Penggunaan Oli Transmisi yang Sesuai Jenis oli yang digunakan untuk setiap transmisi berbeda dan berperan penting dalam menjaga performa serta keawetan komponen transmisi.
Transmisi AT menggunakan Automatic Transmission Fluid (ATF), yang memiliki karakteristik pelumasan tinggi untuk mengurangi gesekan antara komponen.
Transmisi CVT menggunakan CVT Fluid, yang lebih licin dan encer untuk mengoptimalkan kinerja puli dan sabuk baja.
Penggunaan oli yang tidak sesuai dapat menyebabkan performa transmisi menurun dan mempercepat keausan komponen, sehingga penting untuk selalu menggunakan oli yang direkomendasikan oleh pabrikan.
Transmisi otomatis konvensional (AT) dan CVT memiliki keunggulan masing-masing tergantung pada kebutuhan berkendara. Transmisi AT lebih cocok untuk kendaraan yang sering membawa beban berat dan membutuhkan ketahanan tinggi, sementara CVT lebih ideal untuk pengendaraan yang mulus dengan efisiensi bahan bakar yang lebih baik. Dengan memahami cara kerja dan cara penggunaannya yang benar, pemilik kendaraan dapat mengoptimalkan performa mobil serta memperpanjang usia pakai transmisi.
Jika Anda sedang mencari mobil Mitsubishi dengan teknologi transmisi terbaik, kunjungi dealer resmi Bumen Redja Abadi. Dapatkan berbagai pilihan mobil Mitsubishi terbaru dengan promo menarik dan layanan purna jual terbaik.